Kamis, 13 April 2017

Strategi Dagang Nabi Muhammad Wajib Ditiru oleh Umat Islam

 Nabi Muhammad SAW merupakan seorang Nabi dan Rasul akhir zaman, dan ia sebagai penutup Nabi-nabi. Nabi Muhammad orang yang memiliki akhlaq yang sempurna. Umat muslim dan orang-orang yang beriman harus mengikuti segala petunjuk dan risalah yang dibawa oleh Muhammad.
Nabi Muhammad SAW meskipun telah dijamin masuk surga oleh Allah SWT, namun ia tetap merasa dirinya harus patuh dan tunduk serta menjalankan segala perintah Allah. Selain sebagai Nabi dan Rasul yang membawa ajaran dan kitab akhir zaman yaitu Al- Quran, Rasulullah tetap merasa dirinya sama dengan manusia-manusia lain yang harus memenuhi kebutuhan sehari-harinya.
Sejak kecil Nabi Muhammad telah ikut Pamannya berdagang. Paman Rasul yang bernama Abdul Muthalib adalah orang yang merawat Muhammad sejak berusia delapan tahun. Meskipun Abdul Muthalib merupakan seorang yang disegani oleh masyarakat Quraisy dan hidup dalam kecukupan, Nabi Muhammad tetap membantu meringankan beban pamannya, dengan ikut berdagang. Nabi pun telah ikut dengan para khafilah dagang Arab untuk berdagang hingga ke luar negeri seperti negara Syam (Syria sekarang) sejak usianya telah memasuki usia 12 tahun.
Setelah usianya memasuki 15 tahun, Nabi Muhammad memutuskan untuk berdagang sendiri seperti berdagang pakaian. Dalam berdagang rasulullah telah dikenal sebagai pedagang yang jujur, amanah, sopan santun, menghormati pelanggan, tepat janji, dan tidak pernah menjual barang dagangan yang  tidak layak jual.
Semua transaksi yang dilakukan oleh Nabi dengan para pelanggannya selalu atas dasar sukarela, dengan ijab dan kabul. Kejujurannya tersebut  dan integritasnya sehingga ia pun diberi gelar Al Amin, yaitu orang yang dapat dipercaya.
Dalam buku Muhammad A Trader, penulis Afzalur Rahman mengatakan bahwa, menginjak usia 17 tahun Rasulullah telah memimpin khalifah dagang hingga ke luar negeri. Reputasi dan integritasnya sangat cemerlang. Dia dikenal di Syam, Yaman, Yordania, Irak, dan pusat-pusat perdagangan lain. Tercatat 17 negara telah ia kunjungi untuk berdagang. Reputasi Nabi Muhammad sebagai pedagang yang jujur dan amanah telah ia sematkan sejak usia belia.
Kejujuran Muhammad dalam berdagang menarik perhatian seorang pedagang kaya raya yang juga janda bernama Siti Khadijah. Khadijah telah meminta Muhammad untuk memutarkan modal yang dimilikinya. Kepercayaan yang diberikan Khadijah tidak di sia-siakan oleh Nabi. Terbukti Rasulullah berhasil dalam melipat gandakan kekayaan Khadijah.
Satu hal yang istimewa dari cara Rasulullah berbisnis ialah tidak mencari laba semata, melainkan terjalinnya hubungan silahtuhrahmi dan keridhaan dari Allah. Bahkan ia sangat sering memberikan barang dagangannya kepada orang-orang yang memang benar-benar tidak sanggup untuk membayar.
Seringnya Nabi Muhammad memberikan utang kepada orang-orang yang lemah dan tak sanggup membayar tidak membuatnya rugi dalam berdagang. Semua pihak sangat senang melakukan transaksi bisnis dengan Muhammad. Walaupun tanpa menggunakan cara-cara licik dan melakukan penipuan, keuntungan yang Rasulullah raih selalu besar. sejarah mencatat bahwa Muhammad adalah pedagang paling sukses dalam masyarakat Qurasy pada zamannya.

Strategi Bisnis Rasulullah

Kesuksesan Nabi Muhammad SAW dalam berdagang tidak pernah meninggalkan nilai-nilai kejujuran, keadilan, dan amanah. Strategi tersebut sebagai refleksi dari empat sifat utama Rasul yakni Siddiq, Amanah, tabligh, dan Fathonah.
Rasulullah SAW berbisnis tanpa memiliki modal dan tanpa memiliki koneksi. Dalam kondisi tersebut Nabi Muhammad SAW memulai bisnis dengan menjualkan barang-barang milik orang lain.
Dalam menjalankan bisnisnya Nabi Muhammad tidak pernah menjelekkan bisnis orang lain. Hal inilah yang dikatakan oleh Rasulullah kepada para pengikutnya. Nabi Muhammad memegang prinsip bisnis dengan memuaskan pelanggan, bukan mematikan bisnis orang lain. Rasulullah juga selalu membayarkan gaji kepada pekerjanya secara tepat waktu. Bahkan Rasulullah berkata “Berikanlah upah kepada karyawan sebelum kering keringatnya.’
Selain itu Nabi mengajarkan kepada seluruh umat agar berdagang jangan sampai menganggu ibadah. Karena Allah sangat tidak menyukai orang yang sibuk berdagang atau berbisnis sehingga melupakan kewajibannya untuk beribadah.
Kesuksesan Nabi Muhammad dalam berdagang ditunjukkannya ketika ia ingin menikah dan telah mengumpulkan cukup banyak harta. Kekayaan Muhammad dapat diukur dari kemampuan memberikan mas kawin kepada Khadijah seperti yang dikisahkan sebanyak 125 ekor unta terbaik.
Meskipun Muhammad telah menikah dengan saudagar kaya Siti Khadijah, yang telah memberikannya modal dan menggapai kesuksesan sebagai pengusaha yang kaya raya di wilayah semenanjung Arabia. Muhammad bukanlah tipe manusia manja yang menumpang hidup di atas kekayaan sang istri.
Setelah menikah dengan Khadijah, Muhammad semakin gigih untuk berdagang. Kesungguhannya terlihat dari banyaknya memiliki mitra usaha di seluruh jazirah Arab. Di samping memiliki pengusaha asuhan yang semakin berkembang pesat.
Sebelum menapak karier sebagai seorang pemimpin dan pendakwah, Nabi Muhammad SAW adalah seorang yang kaya raya dengan usaha perdagangan yang dijalankan secara serius. Ketika beliau menjadi pemimpin dakwah dan pergerakan Islam, beliau tidak sidikitpun mengambil manfaat material dari perjuangannya karena beliau sudah kaya raya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Rahmat Mulyadi

Perniagaan Yang Baik Akan Mendapatkan Keuntungan Dunia Akhirat

Rasulullah merupakan contoh tauladan bagi kita sebagai umat islam. Semua ucapan, sikap dan perbuatan Rasul mengajarkan kita tentang ...